Pekerja Lepas

Freelancer Full Time: Saya Membangun Karier Pekerja Lepas

Pekerja Lepas, waktu pandemi pertama kali datang, saya kehilangan pekerjaan kontrak saya. Bingung banget, karena pengeluaran tetap jalan, tapi pemasukan… nol besar. Saya mulai cari-cari cara cari uang dari rumah. Dari situ saya nemu istilah freelancer.

Awalnya saya pikir: “Ah, freelancer itu kan cuma buat orang jago desain atau programmer.” Tapi ternyata, banyak juga bidang freelance lain: penulis, transkrip, virtual assistant, social media admin, bahkan ngisi suara (voice over)!

Saya coba daftar di salah satu platform Pekerja Lepas lokal, tanpa pengalaman apa-apa. Yang penting punya kemauan.

Awalnya Nganggur, Akhirnya Nemu Jalan di Dunia Pekerja Lepas

Pekerja Lepas

Dapat Proyek Pertama? Susah Banget.

Saya apply ke 15–20 job, gak ada satu pun yang lolos. Bahkan gak dibales. Rasanya pengen nyerah. Tapi saya coba evaluasi:

  • CV saya terlalu umum

  • Gak punya portofolio

  • Kurang PD nulis proposal

Akhirnya saya coba buat satu contoh kerjaan fiktif:
Saya nulis artikel 800 kata seolah-olah itu orderan dari klien. Saya desain CV khusus Pekerja Lepas. Dan… saya dapet job pertama saya: menulis deskripsi produk UMKM.

Bayarannya? Kecil banget. Tapi rasanya puas bukan main.

Kesalahan yang Saya Lakukan Sebagai Pekerja Lepas Pemula

❌ Nggak Punya Rate Jelas

Saya sering bingung kalau ditanya, “Berapa rate kamu?” Awalnya asal sebut harga. Kadang terlalu murah, kadang malah gak realistis.

Sekarang saya bikin rate card, menyesuaikan dengan:

  • Durasi kerja

  • Kompleksitas

  • Revisi

  • Deadline

❌ Mau Nerima Semua Proyek

Sempat burnout karena ngerjain 5 proyek sekaligus demi cuan. Padahal hasilnya malah kacau. Sekarang saya lebih selektif.

❌ Gak Ngatur Waktu

Pekerja Lepas= bebas? Ya. Tapi bebas tanpa arah bikin kerja gak kelar-kelar. Saya sekarang pakai teknik time blocking dan bikin to-do list harian.

❌ Gak Punya Tabungan

Karena income nggak tetap, saya pernah panik waktu sebulan gak ada proyek. Sekarang saya punya dana darurat minimal 3x pengeluaran.

Skill yang Saya Bangun Secara Otodidak

Pekerja Lepas

Gak semua Pekerja Lepas langsung jago. Saya mulai belajar dari:

  • Nulis konten lewat baca blog & praktik

  • Copywriting dari e-book gratis

  • Canva buat desain thumbnail

  • Trello & Notion buat ngatur proyek

  • Google Docs, Drive, Zoom biar keliatan profesional

Dan yang paling penting? Belajar komunikasi sama klien. Jangan malu tanya brief, jangan takut nawarin ide. Klien suka freelancer yang proaktif, dikutip dari laman resmi Wikipedia.

Platform Pekerja Lepas yang Saya Coba

Buat kamu yang baru mulai, ini beberapa platform yang saya coba (dan berhasil dapat job):

🌍 Internasional

  • Upwork: lumayan ketat, tapi profesional banget

  • Fiverr: harus punya portofolio oke biar cepat dapat order

  • PeoplePerHour: cocok buat project pendek

🇮🇩 Lokal

  • Sribulancer: cocok buat jasa tulis, desain, terjemahan

  • Projects.co.id: banyak job digital, dari blog sampai data entry

  • Fastwork: sistemnya mirip marketplace, gampang dipahami

Tips penting: jangan cuma nunggu klien datang — kamu yang harus aktif pitching!

Bangun Personal Branding: Freelancer Bukan Sekadar “Orang Sewa”

Pekerja Lepas

Saya sadar, klien nggak cuma cari skill, tapi juga kepercayaan. Jadi saya mulai:

  • Bikin akun LinkedIn yang niat

  • Posting konten edukasi atau behind the scene kerja

  • Share testimoni klien (dengan izin)

  • Gabung grup Pekerja Lepas buat networking

Lama-lama, saya dapat klien bukan dari platform lagi, tapi dari rekomendasi. Dan itu rasanya luar biasa.

Manajemen Waktu dan Keuangan sebagai Pekerja Lepas

⏰ Waktu

Saya bikin jadwal kerja fleksibel tapi tetap ada struktur. Biasanya:

  • Pagi: cek email, kerjaan berat

  • Siang: istirahat, kerja ringan

  • Malam: komunikasi klien luar negeri

Saya juga kasih “jam kantor” ke klien, supaya nggak diganggu tengah malam.

💰 Keuangan

  • Pisahkan rekening pribadi & kerja

  • Punya invoice template

  • Simpan 10–20% penghasilan untuk pajak

  • Otomatisasi nabung bulanan

Saya juga pakai aplikasi kayak Money Lover buat tracking, dan Jurnal.id buat laporan (kalau kamu freelance serius).

Saat Orderan Sepi, Saya Pernah Kepikiran Balik Kerja Kantoran

Satu masa, saya 1,5 bulan tanpa klien. Panik? Banget.

Tapi saya pakai waktu itu buat:

  • Revisi portofolio

  • Belajar skill baru (copywriting & SEO)

  • Bikin konten personal

  • Reach out ke klien lama

Dan bener aja, minggu ke-6 saya dapet proyek content writing 3 bulan. Jadi ya, Pekerja Lepas itu nggak stabil, tapi bisa diantisipasi.

Tips Buat Kamu yang Baru Mulai sebagai Freelancer

  1. Jangan tunggu sempurna buat mulai

  2. Tunjukin hasil, bukan cuma ngomong bisa

  3. Jaga komunikasi & kecepatan respon ke klien

  4. Kumpulin testimoni sedini mungkin

  5. Prioritaskan repeat client daripada terus cari baru

Penutup: Pekerja Lepas= Bebas Tapi Bertanggung Jawab

Sekarang, saya bisa kerja dari mana aja. Waktu lebih fleksibel. Tapi tanggung jawabnya jauh lebih besar. Harus disiplin sendiri, belajar terus, dan ngatur semuanya sendiri.

Tapi jujur?

“Jadi freelancer ngajarin saya dewasa. Bukan cuma soal kerja, tapi juga soal hidup.”

Kalau kamu lagi mikir buat mulai Pekerja Lepas, atau lagi galau di tengah jalan: kamu gak sendirian.

Dan kamu bisa, asal terus coba dan nggak berhenti belajar.

Baca Juga Artikel dari: Life Planner: Cara Gue Nata Hidup Biar Gak Overwhelm

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi