Agus Salim

Agus Salim: Focus Diplomat dan Patriot Kemerdekaan 1945

Agus Salim adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dikenal sebagai diplomat ulung dan intelektual cerdas, ia berperan besar dalam memperjuangkan pengakuan internasional terhadap kedaulatan Indonesia. Selain itu, Agus juga seorang jurnalis, aktivis, dan pemikir yang memiliki pengaruh besar dalam gerakan nasionalisme.

Artikel ini akan membahas siapa Agus Salim, karya dan perjuangannya, kebijakan yang dianggap kontroversial, perjalanan hidupnya, serta fakta menarik lainnya.

Siapa Agus Salim?

Understanding Agus Salim and his Islamic thought | by Dida Darul Ulum | Medium

Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Sumatera Barat. Nama aslinya adalah Mochammad Agus Salim. Ia berasal dari keluarga bangsawan Minangkabau yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Ayahnya adalah seorang pejabat kolonial, yang memungkinkan Agus mendapatkan pendidikan terbaik pada masanya.

Sejak kecil, ia menunjukkan kecerdasan luar biasa. Ia menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School) sebelum melanjutkan ke HBS (Hogere Burger School) di Batavia, sebuah sekolah bergengsi yang biasanya hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda.

Setelah lulus dari HBS dengan predikat terbaik, Agus Salim mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kedokteran di Belanda. Namun, karena tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah kolonial, ia memilih untuk kembali ke Indonesia dan bergabung dalam perjuangan kemerdekaan.

Karya dan Perjuangan Agus Salim

Sebagai biografi seorang diplomat, pemikir, dan aktivis, Agus memiliki berbagai karya yang memberikan dampak besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

1. Membangun Diplomasi Indonesia di Dunia Internasional
Sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia (1947-1949), Agus Salim memainkan peran penting dalam mendapatkan dukungan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia menghadiri berbagai konferensi dunia untuk meyakinkan negara-negara lain agar mengakui Indonesia sebagai negara merdeka.

Melalui upayanya, beberapa negara seperti Mesir dan India akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia sebelum Belanda resmi menyerah.

2. Bergabung dengan Sarekat Islam
Pada awal abad ke-20, Agus Salim bergabung dengan Sarekat Islam, organisasi pergerakan nasional yang berperan besar dalam menyebarkan semangat kemerdekaan. Ia menjadi tokoh utama dalam organisasi ini dan sering memberikan ceramah yang membangkitkan kesadaran rakyat akan pentingnya kemerdekaan.

3. Mengembangkan Jurnalisme Perjuangan
Agus Salim adalah seorang jurnalis yang vokal dalam menyuarakan perlawanan terhadap penjajahan. Ia pernah menjadi redaktur surat kabar Hindia Baroe, di mana ia menulis artikel-artikel yang mengkritik kebijakan kolonial dan menginspirasi rakyat untuk berjuang.

Ia juga aktif menulis di berbagai surat kabar lainnya, seperti Neratja dan Fadjar Asia, yang berisi gagasan tentang kebangsaan dan perjuangan melawan penjajahan.

4. Peran dalam Perumusan Dasar Negara
Sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Agus Salim turut berperan dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Pemikirannya mengenai keislaman dan kebangsaan turut memengaruhi perdebatan tentang Pancasila dan dasar negara.

Kebijakan dan Langkah Kontroversial Agus Salim

Sebagai tokoh nasional, Agus sering mengambil kebijakan dan langkah-langkah yang dianggap kontroversial pada masanya.

1. Mendukung Sistem Demokrasi Islam
Sebagai seorang tokoh Sarekat Islam, Agus Salim mengusulkan agar Indonesia memiliki sistem pemerintahan yang tidak hanya demokratis tetapi juga berlandaskan nilai-nilai Islam. Pandangannya ini sempat menimbulkan perdebatan dengan kelompok nasionalis sekuler yang lebih memilih konsep negara yang netral dari agama.

2. Bersikap Lunak terhadap Belanda dalam Diplomasi
Saat menjadi Menteri Luar Negeri, Agus sering memilih jalur diplomasi yang dianggap “terlalu lunak” oleh sebagian pejuang yang lebih mendukung perlawanan bersenjata. Namun, pendekatannya terbukti efektif dalam mendapatkan dukungan internasional bagi kemerdekaan Indonesia.

3. Menolak Agresi Militer dengan Jalur Perundingan
Dalam berbagai kesempatan, Agus Salim lebih mendukung negosiasi ketimbang perang dalam menghadapi agresi militer Belanda. Meskipun cara ini banyak dikritik oleh kelompok radikal, pendekatan ini berkontribusi dalam mempercepat pengakuan kedaulatan Indonesia.

4. Hubungan Erat dengan Kelompok Islamis
Agus dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan berbagai kelompok Islam, tetapi tetap mempertahankan sikap nasionalisme. Sikapnya ini membuatnya sering berada di tengah perdebatan antara kelompok Islamis dan nasionalis sekuler.

Perjalanan Hidup yang Penuh Tantangan

Indonesia Zaman Doeloe: Sutan Sjahrir dan Haji Agus Salim

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Agus Salim sempat bekerja sebagai penerjemah dan wartawan. Namun, ketertarikannya terhadap perjuangan nasional membuatnya bergabung dengan Sarekat Islam dan mulai aktif dalam dunia politik.

Saat Jepang menduduki Indonesia pada 1942, Agus tetap berjuang untuk kemerdekaan dengan memanfaatkan perubahan politik yang terjadi. Setelah Indonesia merdeka, ia dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri dalam kabinet pertama Republik Indonesia.

Sebagai diplomat, ia melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk mendapatkan pengakuan internasional terhadap Indonesia. Berkat kerja kerasnya, banyak negara mulai mengakui kemerdekaan Indonesia sebelum akhirnya Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949.

Setelah pensiun dari dunia politik, Agus Salim tetap aktif dalam dunia intelektual dan menulis berbagai artikel serta buku. Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun.

Hal Menarik tentang Agus Salim

Selain sebagai diplomat dan pejuang nasional, ada beberapa fakta menarik tentang Agus Salim yang jarang diketahui:

  • Menguasai 9 bahasa asing
    Agus dikenal sebagai poliglot ruangwd yang mampu berbicara dalam berbagai bahasa, termasuk Belanda, Inggris, Arab, dan Jerman.

  • Dikenal sebagai “The Grand Old Man”
    Julukan ini diberikan oleh rekan-rekannya karena kebijaksanaan dan pengalaman luasnya dalam diplomasi.

  • Selalu tampil sederhana
    Meskipun pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Agus tetap hidup sederhana dan tidak pernah memanfaatkan jabatannya untuk keuntungan pribadi.

  • Dikenal sebagai orator ulung
    Kemampuannya dalam berbicara dan berdebat membuatnya sangat disegani, baik oleh kawan maupun lawan politiknya.

Warisan Agus Salim bagi Indonesia

Perjuangan Agus Salim meninggalkan warisan besar bagi bangsa Indonesia. Untuk menghormatinya, namanya diabadikan dalam berbagai bentuk penghormatan, seperti:

  • Jalan Agus Salim di Jakarta dan berbagai kota lainnya
  • Patung Agus Salim sebagai simbol perjuangan nasional
  • Sekolah dan institusi pendidikan yang menggunakan namanya

Semangatnya dalam membangun diplomasi dan mempertahankan kedaulatan tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus.

Kesimpulan

Agus Salim adalah sosok luar biasa dalam sejarah perjuangan Indonesia. Sebagai diplomat, jurnalis, dan aktivis, ia memainkan peran penting dalam mendapatkan pengakuan internasional bagi kemerdekaan Indonesia. Meskipun beberapa kebijakannya sempat menuai kontroversi, perjuangannya tetap menjadi inspirasi bagi generasi muda. Hingga kini, namanya tetap dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional yang memberikan kontribusi besar bagi bangsa.

Khas dari Indonesia: Tahu Bakar: Kuliner Lezat dengan Cita Rasa Unik dan Kaya Nutrisi