Gue masih inget banget, waktu pertama kali nonton Sebelum Iblis Menjemput (rilis tahun 2018) itu pas malam Jumat. Sendiri. Di kamar. Gelap. Bodohnya, gue mikir, “Ah, film lokal. Paling horornya standar-standar aja.”
Tapi bro, begitu 10 menit pertama lewat, gue langsung duduk tegak. Movie ini bukan kaleng-kaleng.
Disutradarai sama Timo Tjahjanto (ya, salah satu maestro horor di Indonesia), film ini ngasih nuansa horor supranatural yang intens banget. Bukan cuma modal penampakan atau suara misterius, tapi bener-bener ngebangun teror psikologis dari awal sampai akhir.
Yang belum nonton, siap-siap, ini bukan film horor romantis ala-ala. Ini sadis. Gelap. Berdarah. Dan jujur aja, salah satu film horor lokal terbaik yang pernah gue tonton.
Sinopsis Singkat Sebelum Iblis Menjemput Tapi Lengkap
Ceritanya ngikutin Alfie (diperanin sama Chelsea Islan), cewek muda yang hidupnya mulai kacau setelah kematian ayahnya. Sang ayah, Lesmana (Ray Sahetapy), punya masa lalu gelap—bukan cuma soal urusan bisnis, tapi juga spiritual wikipedia.
Nah, Alfie dan saudara tirinya harus ke villa tua milik sang ayah yang udah ditinggalkan lama. Di sinilah semua mimpi buruk dimulai.
Mereka nggak cuma ketemu bangunan tua dan debu, tapi juga sesuatu yang jauh lebih mengerikan: perjanjian gelap, iblis yang menunggu jiwa-jiwa berdosa, dan kutukan keluarga yang berdarah-darah.
Dan seperti biasa, satu per satu mulai jatuh korban. Tapi cara penyajiannya itu yang gila—gore, jumpscare-nya tajam, dan atmosfernya bikin merinding.
Kenapa Film Sebelum Iblis Menjemput Meledak Populer?
Pertama, Sebelum Iblis Menjemput bener-bener ngasih horor dengan kualitas internasional. Sinematografi-nya niat, scoring-nya ngeri, dan naskahnya nggak asal-asalan. Gue suka banget karena film Sebelum Iblis Menjemput nggak terlalu banyak dialog basa-basi. Padat, cepat, dan to the point.
Kedua, pemainnya juga bukan sembarangan. Chelsea Islan itu bukan aktris horor sebelumnya, tapi di sini dia gila banget aktingnya. Lo bisa bener-bener ngerasain rasa takut, bingung, marah, semua campur aduk.
Ketiga, ini film yang punya lore—cerita latar yang dalam. Bukan horor yang cuma “ada hantu, orang mati, selesai.” Tapi ada alasan kenapa si iblis itu ngejar Alfie dan keluarganya. Dan itu yang bikin penonton mikir, “Wah, ini bukan cuma horor. Ini tragedi spiritual.”
Tips Nonton Biar Makin Seru (dan Nggak Trauma)
Gue kasih saran deh, biar pengalaman nontonnya maksimal:
a. Jangan Nonton Sendiri (Kalau Penakut)
Gue udah pernah, dan nyesel. Ketakutan sendirian di kamar tuh beda levelnya.
b. Gunakan Headset atau Sound System
Scoring film Sebelum Iblis Menjemput bener-bener bagian penting dari teror. Tanpa suara-suara samar itu, rasanya setengah horornya ilang.
c. Siapin Mental Buat Adegan Brutal
Buat yang nggak kuat liat darah atau luka mutilasi, film Sebelum Iblis Menjemput agak berat. Ada adegan potong lidah, darah muncrat, muka meleleh. Lo udah dikasih peringatan ya…
d. Tonton Prekuelnya juga!
Film Sebelum Iblis Menjemput punya sekuel: Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2. Dan menurut gue pribadi, sekuelnya juga masih solid. Jadi biar nyambung, tonton dua-duanya.
Karakter Unik yang Bikin Cerita Hidup
Selain Alfie yang jadi pusat cerita, ada beberapa karakter lain yang bikin cerita makin intens:
Nara (Hadijah Shahab): Gadis kecil misterius. Jangan tertipu wajah polosnya. Creepy banget.
Maya (Pevita Pearce di sekuel): Di sekuelnya, karakter Maya nambah konflik psikologis baru. Perannya penting dan performanya kuat.
Lesmana (Ray Sahetapy): Gila sih. Karakternya kayak punya dua sisi—ayah penyayang dan pelaku kesepakatan gelap. Aktingnya top!
Dan karakter-karakter lainnya tuh nggak cuma jadi figuran. Tiap karakter punya konflik sendiri. Lo bakal ngerasa simpati atau jijik tergantung siapa yang muncul.
Adegan-Adegan Terseru (dan Terseram!)
Oke, spoiler ringan ya. Tapi ini beberapa adegan yang paling gue inget (dan bikin gue ngumpet di balik bantal):
a. Adegan di Cermin
Ini klasik, tapi tetap berhasil bikin merinding. Alfie ngaca, terus ada bayangan lain di belakangnya—yang bukan siapa-siapa. Tapi cara pengambilan gambarnya itu yang bikin detak jantung naik.
b. Ritual di Basement
Gila. Cahaya remang-remang, darah netes-netes, suara-suara aneh, dan Alfie diikat kayak kurban. Ngeri!
c. Flashback Perjanjian Lesmana
Dari sinilah semua teror dimulai. Adegan ini nunjukin gimana Lesmana nyerahin jiwanya demi kekayaan. Tapi cara penampakannya tuh artistik—kayak lukisan neraka hidup.
Pelajaran yang Gue Ambil (Iya, dari Film Horor)
Lo mungkin mikir, “Ngapain dapet pelajaran dari film horor?”
Tapi serius, gue belajar beberapa hal:
Jangan main-main sama hal spiritual. Mungkin klise, tapi ini penting. Perjanjian gelap itu nggak pernah worth it.
Keluarga itu rumit, tapi penting. Di tengah semua kekacauan, Alfie tetap berusaha melindungi yang bisa dia lindungi. Itu nilai kemanusiaan banget.
Kadang yang jahat bukan hantunya, tapi manusianya. Film ini ngasih cerminan bahwa dosa masa lalu bisa ngejar siapa pun, kapan pun.
Apakah Gue Akan Nonton Lagi?
Honestly, iya.
Tapi nggak sendirian!
Film ini menurut gue wajib tonton buat penggemar horor Indonesia. Kalau lo suka The Conjuring, Hereditary, atau Evil Dead, lo bakal suka Sebelum Iblis Menjemput.
Bukan cuma horor asal teriak-teriak. Ini horor yang punya naskah kuat, karakter hidup, dan visual yang bikin lo mimpi buruk semalam dua malam.
Kesimpulan
Sebelum Iblis Menjemput adalah film horor Indonesia yang berhasil ngasih kualitas top dari berbagai sisi—akting, cerita, atmosfer, dan kekuatan emosional.
Kalau lo belum nonton, gue rekomendasiin banget.
Tapi ya, jangan marahin gue kalau lo jadi takut tidur lampu mati malam itu.
Baca juga artikel menarik lainnya Final Destination: Film Horor Tanpa Hantu yang Lebih Seram dari Film Hantu disini