Tantangan Etika, waktu masih kuliah, saya pikir pelajaran etika itu membosankan. Semua terasa terlalu ideal, terlalu kaku. “Mana ada dunia nyata yang sehitam-putih itu?”
Tapi waktu saya mulai kerja dan terjun ke dunia digital, saya langsung kena tampar kenyataan. Dunia ini bukan soal benar atau salah doang. Tapi soal mana yang lebih bisa saya pertanggungjawabkan, bahkan ketika gak ada yang tahu.
Saya Dulu Pikir Tantangan Etika Itu Cuma Soal “Benar atau Salah”
Pertama Kali Saya Berhadapan dengan Dilema Tantangan Etika
Saya masih ingat waktu saya jadi admin akun sosial media buat klien. Mereka minta saya naikkan engagement—apapun caranya. Lalu ada ide masuk:
“Gimana kalau kita beli followers dulu? Nanti organik nyusul.”
Secara teknis, gak ada yang tau. Secara hasil, bisa cepat. Tapi saya tau, itu menipu.
Saya diskusi sebentar, dan akhirnya saya bilang:
“Kalau harus pakai cara itu, saya mundur aja.”
Saya gak langsung dapet tepuk tangan. Bahkan nyaris kehilangan proyek. Tapi perasaan lega itu… priceless.
Tantangan Etika Itu Nggak Selalu Datang dari Hal Besar
Kadang bentuknya kecil banget:
Kamu nemu uang di ATM, dan gak ada CCTV
Ada teman kantor salah input laporan, kamu tahu, tapi kamu diam
Copy-paste sedikit bagian tulisan orang buat konten sendiri
Pakai AI buat ngerjain tugas kuliah, tanpa izin
Dapat rahasia dari tim sebelah, dan kamu tergoda buat manfaatin
Tantangan Etika itu diuji bukan saat kita diawasi, tapi saat kita sendirian.
Dan saya sering gagal juga. Tapi dari kegagalan itu saya mulai ngerti betapa pentingnya punya kompas moral pribadi.
Dunia Digital Membuat Tantangan Etika Makin Kompleks
Saya makin sadar bahwa sekarang kita hidup di era yang:
Semua bisa direkam
Semua bisa discreenshot
Semua bisa viral
Tapi juga… semua bisa dimanipulasi
Contohnya?
Edit foto orang tanpa izin lalu jadikan meme
Sebar informasi setengah benar untuk bikin engagement
Pakai deepfake buat parodi tapi nyentuh privasi orang
Dulu saya pikir, “Ah, cuma bercanda.” Tapi suatu saat, saya juga pernah jadi korban screenshot yang dipelintir. Rasanya gak lucu sama sekali.
Etika di Dunia Kerja: Antara Target dan Nurani
Di tempat kerja, godaan paling besar adalah menutup mata demi hasil.
Saya pernah diminta “jangan terlalu jujur” waktu presentasi ke klien. Biar gak bikin panik. Biar keliatan mulus. Padahal ada data yang seharusnya mereka tahu.
Saya tarik napas panjang, dan bilang:
“Kalau kita gak jujur sekarang, nanti mereka bakal tahu juga. Dan itu bisa bikin kepercayaan hancur.”
Akhirnya, presentasi tetap jalan dengan data lengkap—dan surprisingly, klien respect banget.
Kepercayaan lahir dari keberanian buat tetap etis, bahkan di tengah tekanan.
Hal yang Saya Pelajari Tentang Etika (Dengan Cara Sulit)
1. Etika itu tentang konsistensi, bukan pencitraan
Jujur pas dilihat doang? Gak ada gunanya. Yang susah itu jujur pas gak ada yang tahu.
2. Zona abu-abu itu nyata
Kadang gak ada pilihan yang sepenuhnya benar. Tapi kamu tetap harus pilih yang paling sedikit merugikan dan bisa kamu pertanggungjawabkan.
3. Kadang kamu akan dikucilkan karena memilih jalan etis
Saya pernah diledekin “sok suci” gara-gara nolak ngerjain laporan palsu. Tapi saya bertahan. Dan hasilnya? Saya jadi orang yang dipercaya saat krisis datang, dikutip dari laman resmi Dicoding.
Tips Navigasi Tantangan Etika Sehari-hari
Tanya ke diri sendiri: Kalau ini dilihat publik, saya malu gak?
Bayangkan jika orang yang kamu hormati tahu apa yang kamu lakukan.
Diskusikan dengan orang yang objektif. Jangan putuskan saat emosi.
Latih untuk jujur pada hal kecil—karena karakter dibentuk dari kebiasaan kecil.
Berani bilang “enggak”, meski gak populer.
Etika Itu Bukan Soal Jadi Malaikat, Tapi Jadi Manusia
Saya bukan orang sempurna. Pernah ambil jalan pintas. Pernah menyesal. Tapi yang bikin beda adalah mau belajar dari kesalahan dan gak terus ngulangin.
Tantangan Etika bukan soal ngotot bener. Tapi soal:
“Bisa gak kita tidur tenang malam ini dengan keputusan yang kita ambil hari ini?”
Penutup: Dunia Makin Kacau, Tapi Kamu Masih Bisa Pilih untuk Berbuat Benar
Di zaman sekarang, kita semua bakal ketemu tantangan etika. Di kampus, di kantor, di media sosial, bahkan di hubungan personal.
Tapi percayalah, setiap pilihan etis yang kamu ambil, sekecil apapun, membangun karakter kamu jadi manusia yang lebih kuat dan dihargai.
Dan ingat:
Tantangan Etika itu gak selalu bikin kamu menang cepat. Tapi dia bikin kamu tetap utuh di garis akhir.
Baca Juga Artikel dari: Freelancer Full Time: Saya Membangun Karier Pekerja Lepas
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi